Tuesday, December 28, 2010

Susno: Travellers Tak Terkait Pilkada

This interesting article addresses some of the key issues regarding mobil keluarga ideal terbaik indonesia. A careful reading of this material could make a big difference in how you think about mobil keluarga ideal terbaik indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com " Terdakwa Komjen Susno Duadji mengakui pernah meminta tolong Maman Abdulrahman Pasya"mantan Kepala Bidang Keuangan Polda Jawa Barat, anak buah Susno di Polda Jawa Barat"untuk membeli cek perjalanan. Menurut Susno, uang yang digunakan untuk membeli tidak berasal dari dana pengamanan Pilkada Jawa Barat tahun 2008.

"Saya punya bukti itu dari uang pribadi. Tidak ada kaitan dengan uang hasil pemotongan dari Maman dan kawan-kawan," kata Susno saat sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (28/12/2010).

Susno mengatakan, saat menjabat Kepala Polda Jabar, dia meminta tolong Maman sebanyak dua kali. Saat itu Maman menjabat Kepala Bidang Keuangan (Kabidku).

You can see that there's practical value in learning more about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. Can you think of ways to apply what's been covered so far?

"Pertama, 16 Mei 2008 saya beri nota ke Kabitku, 'Tolong ke ruangan saya atau suruh staf yang biasa beli traveller's cheque. Ambil uang sama saya'," kata Susno sambil membacakan nota.

"Kedua, tanggal 20 Mei 2008 saya kirim nota ke Kabidku, 'Saya perlu traveller's lagi. Ambil uang di saya. Dua-duanya diambil oleh Kabidku," tambah Susno. Susno tidak menjelaskan berapa cek perjalanan yang dia minta dan untuk keperluan apa cek perjalanan itu.

Seperti diberitakan, Susno didakwa memotong pengamanan dana Pilkada Jabar senilai Rp 8,5 miliar dari total Rp 27,7 miliar dari Pemprov Jabar. Dalam dakwaan, dari Rp 8,5 miliar itu, Susno menikmati sekitar Rp 4,2 miliar dengan rincian Rp 1 miliar dalam bentuk 40 lembar cek perjalanan yang dibeli oleh Maman serta 208.225 dollar AS dan Rp 743,9 juta.

Dari 40 cek perjalanan, menurut JPU, sebanyak 30 lembar digunakan untuk membeli rumah, tujuh lembar untuk membeli tanah berukuran 4.000 meter persegi di Bogor, dan tiga lembar diberi ke Suparjan dan Hartoto.

This article's coverage of the information is as complete as it can be today. But you should always leave open the possibility that future research could uncover new facts.

No comments:

Post a Comment