DELANGGU, KOMPAS.com - Diiringi isak tangis keluarga dan para pelayat suasana duka menyelimuti prosesi pemakaman Marsda TNI Purn. F Djoko Poerwoko di TPU Kuncen, desa kelahirannya Kuncen RT 02/RW 03 Delanggu Klaten, Jawa Tengah. Prosesi pemakaman diawali upacara militer dipimpin Inspektur Upacara Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda TNI Joni F.P Sitompul, Selasa (16/8/2011). Dinas Penerangan Lanud Adi Sumarmo Solo menjelaskan dalam edaran pers yang diterima Rabu (17/8/2011), Marsda TNI (Purn) F Djoko Poerwoko meninggal dunia pada hari Selasa 9 Agustus 2011 karena sakit di Brazil dalam usia 61 tahun, Almarhum meninggalkan sorang istri, dua orang anak dan tiga orang cucu. Jika fakta
Anda out-of-date, bagaimana yang mempengaruhi tindakan dan keputusan? Pastikan Anda tidak membiarkan slip
informasi penting oleh Anda.
Di mata masyarakat Kuncen Delanggu, Djoko adalah sosok yang low profile, senang bergabung dengan masyarakat. Pria yang suka makan belut dan nasi langgi ini semasa kecil hobi membuat prakarya pesawat dan bermain sepak bola menurut pak Yamto teman semasa kecil almarhum, " Pak Djoko merupakan teman yang baik dan supel," ungkapnya. Semasa hidup Djoko aktif sebagai penulis senior, selain menjadi Redaktur Senior di majalah Angkasa, juga menulis buku-buku antara lain Perjalanan dan Pengabdian Skadron Udara 11, My Home My Base, Great Airmen, Otobiografi "Menari di Angkasa (Anak Kampung Menjadi Penerbang Tempur). F Djoko Poerwoko adalah putra ke-3 dari 10 bersaudara pasangan Tunggal P dan Kartini (almh). Djoko adalah alumni SDN 05 Delanggu, SMPN 1 Delanggu dan SMA Santo Yosef Solo. Untuk mewujudkan cita-cita menjadi penerbang beliau mendaftarkan diri ke Akabri Udara dan lulus tahun 1973 dengan pangkat Letnan Dua.
Di mata masyarakat Kuncen Delanggu, Djoko adalah sosok yang low profile, senang bergabung dengan masyarakat. Pria yang suka makan belut dan nasi langgi ini semasa kecil hobi membuat prakarya pesawat dan bermain sepak bola menurut pak Yamto teman semasa kecil almarhum, " Pak Djoko merupakan teman yang baik dan supel," ungkapnya. Semasa hidup Djoko aktif sebagai penulis senior, selain menjadi Redaktur Senior di majalah Angkasa, juga menulis buku-buku antara lain Perjalanan dan Pengabdian Skadron Udara 11, My Home My Base, Great Airmen, Otobiografi "Menari di Angkasa (Anak Kampung Menjadi Penerbang Tempur). F Djoko Poerwoko adalah putra ke-3 dari 10 bersaudara pasangan Tunggal P dan Kartini (almh). Djoko adalah alumni SDN 05 Delanggu, SMPN 1 Delanggu dan SMA Santo Yosef Solo. Untuk mewujudkan cita-cita menjadi penerbang beliau mendaftarkan diri ke Akabri Udara dan lulus tahun 1973 dengan pangkat Letnan Dua.
No comments:
Post a Comment