JAKARTA, KOMPAS.com " Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana enggan menanggapi wacana pembebasan bersyarat terpidana kasus suap dan gratifikasi, Artalyta Suryani atau Ayin. "Setiap narapidana mempunyai aturan, regulasi sendiri, terkait masalah keringanan, remisi, pembebasan bersyarat. Aturan tentang itu ada semua. Berpijak saja pada aturan itu. Lakukan sesuai aturan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat dengan melihat juga bagaimana sikap narapidana yang bersangkutan," kata Denny. Denny menyampaikan hal itu seusai memberikan paparan Satgas di Auditorium Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran, Jakarta, Kamis (27/1/2011).Ketika ditanya bagaimana sikap Ayin, Denny hanya tersenyum tanpa memberikan komentar. Hopefully the information presented so far has been applicable. You might also want to consider the following:
Seperti diwartakan, Denny sempat mengkritisi gaya hidup Ayin di rumah tahanan. Pada awal tahun lalu Satgas sempat melakukan inspeksi di Rumah Tahanan Khusus Wanita Kelas IIAPondok Bambu, Jakarta Timur. Pada inspeksi mendadak tersebut mereka menemukan sejumlah fakta mencengangkan.Sejumlah ruangan di dalam gedung perkantoran di kompleks rutan tersebut, yang seharusnya untuk perkantoran petugas rutan, disulap menjadi ruang pribadi mewah. Ruang mewah itu dipakai beberapa narapidana, semacam terpidana kasus suap, Arthalyta Suryani, dan terpidana seumur hidup kasus narkoba, Limarita. "Tadinya saya cuma dengar kabar ada fasilitas mewah diberikan kepada narapidana tertentu, tapi baru sekarang saya lihat sendiri. Ternyata jauh lebih luar biasa. Tadi kami lihat sama-sama, ruangan Limarita malah punya ruang karaoke khusus yang begitu mewah," ujar anggota Satgas, Yunus Husein, tertawa. Yunus bersama dua anggota Satgas lain, Denny Indrayana dan Mas Ahmad Santosa, mendatangi satu per satu ruangan mewah itu dan mengajak keduanya bicara. Ruangan mewah milik Arthalyta berada di lantai tiga gedung dan mendapat giliran pertama yang dikunjungi. Saat para anggota Satgas dan wartawan tiba, Arthalyta tengah menjalani perawatan wajah dari seorang dokter spesialis dengan peralatan khusus di dalam ruangan itu. Fasilitas mewah di ruangan keduanya adalah penyejuk ruangan, televisi layar datar merek terkenal, perlengkapan tata suara dan home theatre, lemari pendingin dan dispenser, serta telepon seluler merek BlackBerry.
Seperti diwartakan, Denny sempat mengkritisi gaya hidup Ayin di rumah tahanan. Pada awal tahun lalu Satgas sempat melakukan inspeksi di Rumah Tahanan Khusus Wanita Kelas IIAPondok Bambu, Jakarta Timur. Pada inspeksi mendadak tersebut mereka menemukan sejumlah fakta mencengangkan.Sejumlah ruangan di dalam gedung perkantoran di kompleks rutan tersebut, yang seharusnya untuk perkantoran petugas rutan, disulap menjadi ruang pribadi mewah. Ruang mewah itu dipakai beberapa narapidana, semacam terpidana kasus suap, Arthalyta Suryani, dan terpidana seumur hidup kasus narkoba, Limarita. "Tadinya saya cuma dengar kabar ada fasilitas mewah diberikan kepada narapidana tertentu, tapi baru sekarang saya lihat sendiri. Ternyata jauh lebih luar biasa. Tadi kami lihat sama-sama, ruangan Limarita malah punya ruang karaoke khusus yang begitu mewah," ujar anggota Satgas, Yunus Husein, tertawa. Yunus bersama dua anggota Satgas lain, Denny Indrayana dan Mas Ahmad Santosa, mendatangi satu per satu ruangan mewah itu dan mengajak keduanya bicara. Ruangan mewah milik Arthalyta berada di lantai tiga gedung dan mendapat giliran pertama yang dikunjungi. Saat para anggota Satgas dan wartawan tiba, Arthalyta tengah menjalani perawatan wajah dari seorang dokter spesialis dengan peralatan khusus di dalam ruangan itu. Fasilitas mewah di ruangan keduanya adalah penyejuk ruangan, televisi layar datar merek terkenal, perlengkapan tata suara dan home theatre, lemari pendingin dan dispenser, serta telepon seluler merek BlackBerry.
No comments:
Post a Comment