PALU, KOMPAS.com - Sekitar seratus orang korban banjir di Desa Salua, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat ini masih mengungsi karena rumahnya rusak diterjang banjir pada Minggu (13/3/2011). "Korban masih mengungsi di rumah-rumah tetangga yang tidak terkena banjir," kata Kepala Desa Salua Yance Pogeleng di Sigi, Selasa (14/3/2011). Para pengungsi sebagian besar perempuan dan anak-anak, sedangkan yang laki-laki sibuk membersihkan dan memperbaiki rumah. Banjir di Desa Salua itu setidaknya merendam 40 rumah, dan 14 rumah di antaranya rusak parah akibat terjangan banjir bandang setinggi satu meter. Sebagian besar informasi ini berasal langsung dari pro Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Hati-hati membaca untuk mengakhiri hampir menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.
"Kerusakan rumah disebabkan banjir datang disertai lumpur, batu dan kayu. Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut," katanya. Ia mengatakan banjir tersebut disebabkan meluapnya air sungai karena hujan yang terjadi selama sekitar enam jam.Saat ini banjir telah surut namun sejumlah warga masih merasa khawatir jika terjadi banjir susulan. Kekhawatiran warga itu beralasan karena di wilayah itu masih berpeluang turun hujan. Pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa makanan dan pakaian. Warga juga membutuhkan air bersih karena pipa saluran air rusak akibat banjir. Desa Salua yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Palu adalah daerah perbukitan yang dipenuhi dengan tanaman cokelat milik warga. Yance menduga banjir itu disebabkan banyaknya penggundulan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan sejak lima tahun terakhir.
"Kerusakan rumah disebabkan banjir datang disertai lumpur, batu dan kayu. Tidak ada korban jiwa akibat banjir tersebut," katanya. Ia mengatakan banjir tersebut disebabkan meluapnya air sungai karena hujan yang terjadi selama sekitar enam jam.Saat ini banjir telah surut namun sejumlah warga masih merasa khawatir jika terjadi banjir susulan. Kekhawatiran warga itu beralasan karena di wilayah itu masih berpeluang turun hujan. Pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa makanan dan pakaian. Warga juga membutuhkan air bersih karena pipa saluran air rusak akibat banjir. Desa Salua yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Palu adalah daerah perbukitan yang dipenuhi dengan tanaman cokelat milik warga. Yance menduga banjir itu disebabkan banyaknya penggundulan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan sejak lima tahun terakhir.
No comments:
Post a Comment