tentu tidak terkecuali.
JAKARTA, KOMPAS.com " Menteri Agama Suryadharma Ali mengutuk peledakan bom di Pondok Pesantren Umar bin Khattab, Desa Sonolo, Bolo, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi pada Senin lalu. Saat ini, pimpinan ponpes dan santri menutup akses bagi polisi untuk melakukan pemeriksaan. "Ini betul-betul tidak masuk akal. Saya berikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang bersabar untuk tidak segera masuk karena pertimbangan jangan sampai jatuh korban," kata Suryadharma kepada para wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (13/7/2011). Menteri Agama menjelaskan, Ponpes Umar bin Khattab tak terdaftar di Kementerian Agama. Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini mengatakan, ponpes tersebut kecil. Jika Anda tidak memiliki detail yang akurat tentang
, maka Anda mungkin membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.
Saat ini, berdasarkan catatan Suryadharma, pondok pesantren hanya memiliki 49 santri dan 14 di antaranya santri dewasa. Terkait penanganannya, Suryadharma mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. "Nanti berikutnya baru Kementerian Agama akan lakukan pembinaan," kata Suryadharma. Saat ini, kepolisian mengamankan 11 orang terkait ledakan tersebut. "Hari ini telah diamankan 11 orang," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Selasa (12/7/2011). Anton menjelaskan, akibat ledakan itu, guru sekaligus pengajar di ponpes tersebut, yakni Suriyanto alias Firdaus, tewas. Pihaknya, kata Anton, belum dapat masuk ke lokasi lantaran dihalang-halangi oleh para santri dengan senjata tajam. "Kami diusir. Kami tidak ingin menimbulkan kerusuhan. Kami usahakan untuk bernegosiasi dengan mereka. Kami sudah menyita beberapa panah dan parang. Sudah diturunkan anggota kami satu peleton Brimob, satu peleton gabungan, dibantu TNI," jelas Anton. Dikatakan Anton, karena belum dapat masuk ke lokasi, pihaknya belum tahu apa saja bahan peledak yang digunakan, komponen, kekuatan, dan sebagainya. Pihaknya juga belum tahu bagaimana bom bisa meledak. "Diperiksa dulu yang 11 orang ini nanti baru kami bisa tahu," katanya.
, maka Anda mungkin membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.
Saat ini, berdasarkan catatan Suryadharma, pondok pesantren hanya memiliki 49 santri dan 14 di antaranya santri dewasa. Terkait penanganannya, Suryadharma mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. "Nanti berikutnya baru Kementerian Agama akan lakukan pembinaan," kata Suryadharma. Saat ini, kepolisian mengamankan 11 orang terkait ledakan tersebut. "Hari ini telah diamankan 11 orang," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Selasa (12/7/2011). Anton menjelaskan, akibat ledakan itu, guru sekaligus pengajar di ponpes tersebut, yakni Suriyanto alias Firdaus, tewas. Pihaknya, kata Anton, belum dapat masuk ke lokasi lantaran dihalang-halangi oleh para santri dengan senjata tajam. "Kami diusir. Kami tidak ingin menimbulkan kerusuhan. Kami usahakan untuk bernegosiasi dengan mereka. Kami sudah menyita beberapa panah dan parang. Sudah diturunkan anggota kami satu peleton Brimob, satu peleton gabungan, dibantu TNI," jelas Anton. Dikatakan Anton, karena belum dapat masuk ke lokasi, pihaknya belum tahu apa saja bahan peledak yang digunakan, komponen, kekuatan, dan sebagainya. Pihaknya juga belum tahu bagaimana bom bisa meledak. "Diperiksa dulu yang 11 orang ini nanti baru kami bisa tahu," katanya.
.
No comments:
Post a Comment