Friday, July 22, 2011

Tangis Hasan Pecah di Hadapan Panja

Artikel ini menjelaskan beberapa hal tentang
, dan jika Anda tertarik, maka ini patut dibaca, karena Anda tidak pernah tahu apa yang Anda tidak tahu.
JAKARTA, KOMPAS.com " Mantan juru panggil Mahkamah Konstitusi, Masyhuri Hasan, meminta perlindungan kepada Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi III DPR. Saat mengungkapkan isi hatinya pada Panja itu, Kamis (21/7/2011) malam, Hasan menitikkan air mata.


"Closing statement sebelum rapat berakhir, Hasan menangis. Dia berharap dilindungi. Dia menceritakan kalau dirinya hanya orang dari kampung. Bapaknya seorang guru ngaji. Saat ada berita tentang Hasan, keluarganya sangat terpukul. Dia menangis saat itu," ujar anggota Panitia Kerja (Panja), Abdul Malik Haramain, usai pertemuan Panja dan Hasan yang berlangsung tertutup di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/7/2011).

Hasan yang ditemui usai rapat pun kembali mengungkapkan kegalauan hatinya. Ia mengaku telah berbuat salah dan berharap mendapat hukuman yang setimpal. Namun, ia ingin agar penegakan hukum juga berlaku bagi orang lain yang terlibat dalam kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan surat jawaban putusan MK itu.

"Saya mengakui apa yang saya lakukan itu tindak pidana, sebagai warga negara yang baik, saya mengakui itu dan saya mohon dihukum sesuai dengan perbuatan saya. Harapan saya dengan serendah-rendahnya," ucap Hasan.

Tampak matanya masih memerah, sisa tangisnya saat bersama Panja. "Posisi saya ini sudah tersangka. Saya ini sudah dizalimi, sudah dianggap orang mafia dan lain sebagainya. Apa gunanya bagi saya untuk menutupi semuanya. Saya sudah buka semuanya. Tinggal selanjutnya saya mengharapkan kepada penyidik bahwa dalam masalah ini saya tidak sendiri," ujar Hasan.

Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Dan topik
tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang
.

Namun, ia tak mau menyebut siapa lagi yang seharusnya turut dijadikan tersangka oleh polisi. Menurutnya, itu bukan wewenangnya. Ia hanya mengharapkan keadilan dalam kasus tersebut.

Dalam pengakuan Hasan kepada Panja, ia menyatakan tak ada motif tertentu ia terlibat dalam kasus itu. Ia juga menekankan bahwa ia tak menerima sepeser pun untuk iming-iming membantu Dewi Yasin Limpo, calon anggota DPR dari Partai Hanura yang berperkara dalam perolehan suara di daerah pemilihan Sulawesi Selatan 1.

Hasanbersedia jika kepolisian mengecek kembali rekeningnya untuk membuktikan pernyataannya. Ia juga menampik dijanjikan menjadi calon hakim oleh mantan hakim Konstitusi Arsyad Sanusi.

"Dalam perkara ini saya sudah sampaikan semua. Saya tidak punya motif. Enggak ada kompensasi. Saya sudah sampaikan proses perubahan konsep surat dari tanggal 14 Agustus sampai tanggal 17 Agustus 2009 kepada Panja dan penyidik," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai nasib pencalonan dirinya menjadi hakim di Jayapura, Hasan mengaku tak tahu lagi proses terakhir pencalonannya."Saya kan masih mengikuti proses hukum ini semua. Saya kurang tahu soal itu," ujarnya.

Usai rapat dengan Panja, Hasan kembali dibawa pengacaranya dan penyidik ke Rumah Tahanan Bareskrim Mabes Polri.

Sebagai pengetahuan Anda tentang
terus tumbuh, Anda akan mulai melihat bagaimana
cocok ke dalam skema keseluruhan hal. Mengetahui bagaimana sesuatu berhubungan ke seluruh dunia juga penting.

No comments:

Post a Comment